Kamis, 12 Juni 2014

Cinta itu

Cinta itu imajinasi
Cinta itu dua hati
Cinta itu kemistri
Cinta itu kata hati
Cinta itu berani
Cinta itu magic
Cinta itu yang terbaik

Cinta itu memori
Cinta itu lagu
Cinta itu puisi
Cinta itu tak tergambarkan
Cinta itu memberi
Cinta itu toleransi
Cinta itu kamu

Cinta itu rasa
Cinta itu dalam
Cinta itu di dada
Cinta itu jiwa
Cinta itu percaya
Cinta itu setia
Dan cinta itu ada

Cinta itu air
Cinta itu udara
Cinta itu berkorban
Cinta itu keyakinan
Cinta itu kemuliaan
Cinta itu agung
Cinta itu Tuhan

Cinta itu tumbuh, menyebar, berkembang, hidup
Cinta itu tak tinggal diam
Cinta itu cinta

I don't care what the people say
I just care about you
I can't sleep
I always thinking about you

How are you?
Are you okey?
And forget than
I love you

Sabtu, 28 September 2013

Kontroversi Hati

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan
Cepat atau lambat
Pepatah ini akan terjadi pada siapapun
Termasuk "aku"

Intinya, tentu ada air mata
Tentu saja ada semilir duka
Tapi aku percaya
Semua ini akan terlewati
Dan kembali baik-baik saja

Aku juga manusia biasa
Punya rasa rindu yang menggebu
Aku rindu menjadi diriku sendiri
Aku yang butuh, aku yang ku kenali, aku yang ku inginkan

Memang, semua tak lagi sama
Tapi... Percayalah
Ini yang terbaik
Jangan ada benci apalagi janji

Kita telah dewasa
Bukankah dewasa berarti siap melepaskan juga merelakan?
Kita masih bisa bertemu
Dalam nyata atau dalam doa
Kita masih bisa saling membahagiakan
Dalam peluk, dalam tawa, semanis dulu

Ini bukan kepergian
Kita hanya sama-sama ingin meraih tujuan
Tolong... Tolong jangan anggap ini perpisahan
Hanya raga kita yang terpisah
Tapi hati ini masih saling bertautan

Tubuhku memang tak lagi di dekat kalian
Tapi izinkan aku menyelamatkan hati
Agar perbedaan ini terjadi bumerang untuk saling menyakiti
Aku pergi, karena aku ingin menjadi yang kuingini

Rabu, 18 September 2013

Adab Membaca Al-Qur'an

Seseorang yang membaca Al-Quran seolah-olah ia berada di sisi Allah SWT dan bermunajat kepada-Nya maka hendaklah menjaga adab-adab yang tertentu yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Agung lagi Maha Mulia. Ulama-ulama muktabar telah menggariskan beberapa adab sebagai panduan seperti berikut:

1. Hendaklah sentiasa suci pada lahir dan batin karena membaca Al-Quran adalah dzikir yang paling afdal (utama) dari segala zikir yang lain.

2. Hendaklah membaca di tempat yang suci dan bersih yang layak dengan kebesaran Yang Maha Agung dan ketinggian Al-Quranul Karim. Para Ulama berpendapat, membaca Al-Quran di Masjid yaitu tempat yang bersih dan mulia, disamping dapat menambah kelebihan pahala-pahala iktiqaf.

3. Hendaklah memakai pakaian yang bersih, cantik dan kemas.

4. Hendaklah bersugi dan membersihkan mulut. Melalui mulut tempat mengeluarkan suara menyebut ayat Al-Quran.

 5. Hendaklah melahirkan di dalam ingatan bahawa apabila membaca Al-Quran seolah-olah berhadapan dengan Allah dan bacalah dalam keadaan seolah-olah melihat Allah SWT. Walaupun kita tidak dapat melihat Allah sesungguhnya Allah tetap melihat kita.

6. Hendaklah menjauhkan diri dari ketawa dan bercakap kosong ketika membaca Al-Quran.

7. Jangan bergurau dan bermain-main ketika sedang membaca Al-Quran.

8. Hendaklah berada dalam keadaan tenang dan duduk penuh tertib. Jika membaca dalam keadaan berdiri hendaklah atas sebab yang tidak dapat dielakkan adalah harus.

9. Setiap kali memulaikan bacaan lebih dahulu hendaklah membaca Istiazah.

10. Kemudian diikuti dengan membaca basmallah.

11. Hendaklah diulang kembali membaca Istiazah apabila terputus bacaan di luar daripada Al-Quran.

12. Hendaklah membaca dengan Tartil (memelihara hukum Tajwid). Secara tidak langsung menambah lagi minat kepada penghayatan ayat-ayat yang dibawa dan melahirkan kesan yang mendalam di dalam jiwa.

 13. Hendaklah berusaha memahami ayat-ayat yang dibaca sehingga dapat mengetahui tujuan Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT.


14. Hendaklah menjaga hak tiap-tiap huruf sehingga jelas sebutannya kerana tiap-tiap satu huruf mengandung sepuluh kebajikan.

15. Hendaklah membaca al-Quran mengikut tertib Mashaf. Dilarang membaca dengan cara yang tidak mengikut susunan kecuali diceraikan surah-surah dengan tujuan mengajar kanak-kanak adalah diharuskan.

16. Hendaklah berhenti mambaca apabila terasa mengantuk dan menguap kerana seseorang yang sedang membaca Al-Quran ia bermunajat kepada Allah dan apabila menguap akan terhalang munajat itu karena perbuatan menguap adalah dari syaitan.


17. Hendaklah meletakkan Al-Quran di riba atau di tempat yang tinggi dan jangan sekali-kali meletakkannya di lantai atau di tempat yang rendah.

18. Hendaklah memperelokkan bacaan dan menghiaskannya dengan suara yang baik.


19. Setiap bacaan hendaklah disudahi dengan membaca "Sadaqallahul’azim".

20. Disunhahkan berpuasa di hari khatam Al-Quran dan diikuti dengan mengumpul ahli keluarga dan sahabat bersama-sama di dalam hari khatam Al-Quran.

Al-Qur'an

Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan dzikir.

Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah (tauhid). Konsep ibadah yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan yang ditakdirkan oleh yang Maha Agung agar dapat mengenal sifat-sifatNya yang Unggul.

Di dalam Al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar berlaku sebelum turunnya Al-Quran dan pada masa penurunan Al-Quran. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang kehidupan.

Al-Quran menjelaskan juga persoalan tentang akhir kehidupan manusia, situasi terakhir yang akan dirasai oleh manusia sebelum bumi ini dihancurkan oleh Allah untuk bermulanya hari kiamat dan nasib tiap-tiap insan sama ada ke surga atau ke neraka.

Sebelum Al-Quran diturunkan ada banyak kitab suci dan suhuf yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi dan rasul-Nya. Antara yang termasyhur ialah kitab Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud as, kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa as, dan kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa as. Tetapi tidak syak lagi bahwa Al-Quran adalah kitab yang paling utama dan termulia di sisi Allah SWT.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw telah bersabda yang berbunyi:

Dari Aisyah ra telah bersabda Rasulullah saw:
 
"Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu itu mempunyai kemegahan yang mana manusia berbangga dengannya dan menjadi kemegahan kebanggaan umatku ialah Al-Quran yang mulia".

Al-Quran terpelihara dan susunannya tidak berubah-ubah dan tidak boleh dipindah atau dihapuskan. Walaupun banyak usaha dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk mengubah dan memindahkan isi kandungan Al-Quran atau memutar belit ayat-ayat dan surah-surah, setiap kali usaha itu dibuat ia tetap dapat diketahui termasuk juga usaha golongan-golongan kuffar.

Al-Quran adalah satu perlembagaan yang lengkap bagi semua aspek kehidupan, mengandung semua yang dihajati oleh manusia walaupun sebahagian daripada huraiannya tidak terperinci. Tujuannya Allah menyuruh manusia menggunakan fikiran yang sehat dan sempurna untuk mencari dan mengkaji berpandukan saranan yang diberi oleh Allah SWT.

Dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya telah datang kepada kau cahaya kebenaran (Nabi Muhammad saw) dari Allah dan sebuah Kitab (Al-Quran) yang jelas nyata kebenarannya dengan itu Allah menunjukkan jalan keselamatan serta kesejahteraan kepada siapa yang mengikut keridhaan-Nya dan dengannya Tuhan keluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada cahaya (iman) yang terang benderang dengan izin-Nya dan dengannya juga Tuhan menunjukkan mereka ke jalan yang betul". (Surah Al-Maidah: 14 &15)

Allah SWT berfirman:

'Kitab Al-Quran ini tidak ada sebarang syak padanya dan ianya menjadi petunjuk bagi orang yang bertaqwa." (Surah Al-Baqarah: 2)

Sebuah hadis dari Rasulullah saw berbunyi:

Abu Zar ra berkata: "bahwa beliau meminta Rasulullah saw memberi satu pesanan yang berpanjangan." Rasulullah saw bersabda:
 
“Semaikanlah perasaan taqwa kepada Allah karena ia adalah sumber bagi segala amalan-amalan baik. Aku meminta supaya baginda menambah lagi. Tetapkanlah membaca Al-Quran karena ia adalah nur untuk kehidupan ini dan bekalan untuk hari akhirat.”

Kita dikehendaki membaca, mendalami dan menghayati isi kandungan Al-Quran karena ia diturunkan bukan untuk dijadikan perhiasan saja, dengan itu kita mendapat faedah yang besar bukan saja pahala dan keridhaan Allah tetapi juga kegunaan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Membaca Al-Quran dikira sebagai berdzikir dan dzikir membaca Al-Quran lebih afdal dan utama daripada dzikir-dzikir yang lain. Oleh itu membaca Al-Quran adalah sebagai ibadah tetapi tidaklah melebihi daripada ibadah-ibadah yang wajib.

Dalam sebuah hadis Rasulullah bersabda:

"Semulia-mulia ibadah umatku ialah membaca Al-Quranul Karim ( ibadah yang bukan wajib)."

Membaca Al-Quran disifatkan sebagai santapan rohani kepada tiap-tiap orang Islam.


Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis berbunyi:

"Sesungguhnya Al-Quran ini ialah hidangan Allah SWT maka hendaklah kamu terima hidangan Allah sebanyak mana yang kamu boleh."

Al-Quran juga merupakan senjata yang paling berkesan untuk membersihkan jiwa dan menyinarkannya.

Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda:

Daripada Ibnu Umar ra berkata:
 
“Rasulullah saw telah bersabda: hati manusia akan berkarat seperti besi yang dikaratkan oleh air. Apakah cara untuk menjadikan hati bersinar semula. Katanya dengan banyak mengingati mati dan membaca Al-Quran.

10 Ciri-Ciri Pribadi Muslim

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah, sebagaimana firman-Nya :
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam" (QS 6:162).
Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam dakwahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.


 
2. Shahihul Ibadah

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasulullah saw yang penting, dalam satu hadisnya beliau menyatakan :
"sholatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku sholat."
Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasulullah saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

 
3. Matinul Khuluq

Akhlak yang kukuh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur'an. Allah SWT berfirman :
"Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung" (QS 68:4).
 
4. Qowiyyul Jismi

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisikalnya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisikal yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi dan jangan sampai seorang muslim selalu dalam keadaan lemah dan kesakitan karena kekuatan jasmani juga termasuk perkara yang penting, maka Rasulullah saw bersabda :
"Mu'min yang kuat lebih aku cintai daripada mu'min yang lemah." (HR. Muslim).

 
5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berfikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fathonah (cerdas) dan Al-Qur'an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir. Allah SWT berfirman :
" Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, yang lebih dari keperluan. " (QS 2:219)
Di dalam Islam tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan kecuali harus dimulai dengan aktivitas berfikir. Untuk itu seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisakah kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang. Allah SWT berfirman :
"Katakanlah, samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran" (QS 39:9).
 
6. Mujahadatun Linafsihi

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada dengan seseorang itu berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah saw bersabda :
"Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam)" (HR. Hakim).

 
7. Harishun 'ala Waqtihi

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al-Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, 24 jam sehari semalam. Dari waktu 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan : "Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu". Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanfaatkan waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

 
8. Munazhzhamun fi Syu'unihi

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional sehingga apapun yang dikerjakannya profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kesinambungan dan penguasaan ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

 
9. Qodirun 'alal Kasbi

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya, baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, sadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur'an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rezki dari Allah SWT, karena rezki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau keterampilan.

 
10. Naafi'un Lighoirihi

Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda :
"sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Qudhy dari Jabir).



Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Jazakumullah Khairan Kathira :)

Manfaat Wudhu secara Medis

Sebuah studi baru menegaskan bahwa bilasan ke mulut dengan air dapat melindungi mulut dari penyakit gusi dan peradangan, gigi berlubang, memperkuat otot-otot mulut, wajah dan melindunginya dari infeksi saluran pernafasan. Adapun ketika mencuci hidung dan menghirup air  ke dalamnya mampu menyelamatkannya dari bakteri yang terdapat di dalamnya. Bahkan orang-orang yang memelihara wudhu dengan baik, akan mampu melindungi hidungnya sehingga bebas dari bakteri. Dan ini akan melindungi hidung dari berbagai penyakit dan mencegah bakteri bergerak ke sistem pernafasan. Adapu ketika membasuk wajah akan membuat wajah tampak segar dan penuh vitalitas dan melindunginya dari kuman dan debu. Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri” (Al-Baqarah: 222].


Berbagai studi lainnya juga menegaskan bahwa mencuci muka dapat membersihkan mata dari debu dan kuman. Dan melindunginya dari berbagai infeksi. Begitu pula dengan mencuci tangan akan menghapus sisa-sisa keringat yang terdapat di permukaan kulit dan membuka pori-pori kulit sehingga dapat bernapas dengan baik. Ditambah lagi dapat menghapus lemak dan minyak yang terdapat pada kulit wajah dan tangan oleh adanya sekresi kulit. Dan ini tercermin secara positif pada kondisi tubuh yang sehat, nabi saw bersabda:

إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ شَطْرُ الإِيْمَانِ

“Menyempurnakan wudhu adalah bagian dari Iman” (Muslim)


Para Dokter juga mengatakan bahwa mencuci kaki dengan cara diusap dengan baik akan melindungi kulit dari infeksi dari kotoran kaki dan berbagai penyakit kulit yang terdapat di tempat itu. Begitupula dengan mencuci muka, tangan dan kaki dengan cara diusap pada bagian-bagian tersebut akan mampu merevitalisasi aliran darah di pembuluh darah, dan ini tercermin pada kondisi psikologis orang yang beriman sehingga dapat menambah ketentraman dan ketenangan, dan menyingkirkan berbagai penyakit emosi  psikologis yang buruk. Nabi saw bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ

“Barangsiapa berqudhu dengan baik maka akan keluarlah dossa-dosa dari tubuhnya sampai ada yang keluar dari bawah kukunya”. (Muslim)